Monday, 21 April 2008

KONGRES EKARISTI I KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

27 Juni 2008 s/d 29 Juni 2008 di Gua Maria Kerep Ambarawa


Di Betsaida, Yesus melihat banyak orang lapar karena mengikuti Dia untuk mendengarkan sabda-Nya yang mencerahkan. Bagaimana memberi makan kepada leibh dari 5.000 orang banyaknya? Lalu seorang ibu menyuruh anaknya membawa lima roti dan dua ikan kepada Yesus. Yesus kemudian mengambil roti dan ikan itu, mengucap syukur, membagi-bagikannya kepada mereka, sebanyak yang mereka kehendaki. Gerakan berbagi lima roti dan dua ikan ini tercermin dalam Ekaristi. Yesus memberikan diri-Nya. Ia memberikan tubuh-Nya untuk dimakan. Ia mencurahkan darah-Nya untuk diminum. Peristiwa pemberian diri Yesus untuk keselamatan dunia, selalu dihadirkan kembala setiap kali Ekaristi dirayakan. Dalam kutipan Yohanes 6:53-54 Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak makan daging Putra Manusia dan tidak minum darah-Nya, kamu tidak memiliki hidup dalam dirimu. Orang yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku akan hidup sampai kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”
Dalam perayaan Ekaristi setiap orang Katolik dipanggil dan diutus untuk meneruskan gerakan berbagi lima roti dan dua ikan, agar menjadi berkat bagi yang lain. Maka pemahaman dan penghayatan akan Ekaristi sendiri menjadi kunci dasarnya. Pada tanggal 27 s.d. 29 Juni 2008 akan diselenggarakan Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang di wilayah Gua Maria Kerep Ambarawa. Lebih jauh tentang Kongres Ekaristi ini berikut penjelasan dari Rm. Johanes Pujasumarta, Pr. Beliau adalah Vikaris Jendral Keuskupan Agung Semarang.

 

APA ITU KONGRES EKARISTI? DAN APA YANG MELATARBELAKANGI PENYELENGGARAANNYA?

Kongres Ekaristi:
Kongres, berasal dari bahasa Latin “congredior-congressus sum”. Istilah tersebut merupakan gabungan dari kata “cum” – “gradior” (gradior-gressus sum): artinya melangkah, berjalan, pergi, maju bergerak; dengan demikian “congredior” artinya: maju bergerak bersama untuk berhimpun. Dalam kata itu terkandung adanya gerakan bersama untuk berhimpun.
Ekaristi: berasal dari bahasa Yunani ευχαριστω, artinya bersyukur dan berterima kasih. Dengan pengertian tersebut Kongres Ekaristi kita artikan sebagai peristiwa umat bergerak bersama untuk berhimpun dengan tujuan bersyukur dan berterimakasih atas Allah yang telah mengasihi manusia dan seluruh dunia, yang ditandakan dalam pemberikan diri Putera-Nya Yesus Kristus agar manusia dan seluruh dunia diselamatkan.
Menurut cakupan wilayahnya Kongres Ekaristi dapat dilaksanakan secara internasional. Disebut Kongres Ekaristi Internasional, karena melibatkan umat Katolik seluruh dunia untuk berhimpun di suatu tempat. Dapat juga dilaksanakan secara nasional. Disebut Kongres Ekaristi Nasional, karena melibatkan umat Katolik dalam suatu negara. Ada juga Kongres Ekaristi lokal, disebut juga Kongres Ekaristi Keuskupan, karena melibatkan umat Katolik dalam suatu Keuskupan. Kongres Ekaristi Keuskupan inilah yang akan kami selenggarakan sebagai yang pertama di Keuskupan Agung Semarang.


YANG MELATARBELAKANGI KONGRES EKARISTI KEUSKUPAN I KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG DAPAT DILIHAT DARI DUA FAKTOR?

Faktor INTERNAL:
1. Dinamika hidup rohani umat Katolik Keuskupan Agung Semarang sendiri yang semakin menampakkan kasihnya kepada Tuhan Yesus yang selalu memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi, yang selalu hadir dalam Sakramen Mahakudus. Tahun 2007 yang lalu ditandai dengan dimulainya Adorasi Ekaristi Abadi, suatu devosi umat untuk berjaga dan berdoa selama 24 jam sehari 7 hari seminggu. Di tengah umat muncul habitus untuk mengadakan adorasi Ekaristi pada kesempatan-kesempatan tertentu.
2. Dan pada tahun 2008 ini Keuskupan Agung Semarang bersyukur atas ulangtahunnya yang ke 68. Tepatnya tanggal 25 Juni 2008 umat Keuskupan Agung Semarang merayakan ulangtahunnya yang ke 68.
3. Searah dengan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006-2010 kita umat Allah Keuskupan Agung Semarang dalam bimbingan Roh Kudus ingin “semakin menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan (bdk. Luk 4: 18–19). Mewujudkan Kerajaan Allah berarti bersahabat dengan Allah, mengangkat martabat pribadi manusia, dan melestarikan keutuhan ciptaan.” Itulah roh yang menjiwai hidup dan segala kegiatan pastoral yang kami laksanakan dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan.
Faktor EKSTERNAL: diselenggarakannya Kongres Ekaristi Internasional ke-49 di Quebeq Canada pada tanggal 15-22 Juni 2008, yang diadakan empat tahun sekali. Kami berharap setiap kali diselenggarakan Kongres Ekaristi Internasional, Keuskupan Agung Semarang juga menyelenggarakan Kongres Ekaristi Keuskupan I, II, dan seterusnya.


TEMA KONGRES EKARISTI INI: “BERBAGI LIMA ROTI DAN DUA IKAN”, APA MAKNANYA?

Tema Kongres Ekaristi Keuskupan I adalah “Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan”, berkaitan dengan Arah Dasar juga, sesuai dengan fokus pastoral tahun 2008, yakni anak dan remaja. Ada orang mengatakan, “Satu contoh nyata lebih berdaya daripada seribu kata”. Supaya anak dan remaja terlibat untuk pengembangan umat, kami tampilkan seorang tokoh anak dari Kitab Suci, yaitu seorang anak yang oleh Yohanes, penginjil itu, dikenal oleh Andreas mempunyai lima roti dan dua ikan. Dari anak tersebut kita dapat belajar makna berbagi. Persembahan tulus dari seorang anak, setelah diberkati oleh Tuhan, dapat menggerakkan hati orang banyak untuk berbagi. Peristiwa itu dikenal mukjizat pergandaan lima roti dan dua ikan. Peristiwa tersebut terjadi di Betsaida. Dan dari Betsaida terjadilah gerakan berbagi, yang berpola pada tindakan Tuhan Yesus yang memberikan diri-Nya sendiri demi keselamatan manusia dan seluruh dunia. Dari Betsaida gerakan itu meluas ke seluruh dunia, diperbarui setiap kali Ekaristi dirayakan.

APA SAJA AKTIVITAS DALAM KONGRES EKARISTI NANTI?

Aktivitas dalam Kongres Ekaristi nanti dalam dilihat dari berbagai perspektif. Dari perspektif waktu: ada aktivitas sebelum Kongres, selama Kongres dan setelah Kongres.
1. Sebelum Kongres Ekaristi kami membicarakan gagasan rencana menyelenggarakan Kongres Ekaristi dalam Rapat Pleno Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang, tanggal 8-10 Oktober 2007. Setelah disepakati kami mematangkan konsep Kongres Ekaristi itu, bersumber dari pengalaman Kongres Ekaristi yang telah diselenggarakan di negara-negara lain. Kemudian melengkapi dengan membentuk Panitia Kongres, dan kemudian mengadakan sosialisasi mengenai Kongres Ekaristi tersebut.
Untuk itu diadakan suatu gerakan umat, yang kami sebut dengan “Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan”, suatu gerakan solidaritas yang berbekal pada kemampuan yang ada, swadaya, melalui gerakan-gerakan sederhana dalam berbagai dimensi, yang meliputi dimensi rohani, dimensi etis-moral, serta dimensi sosial kemasyarakatan dan ekologis kosmik, searah dengan roh Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang yang dirumuskan dengan “mewujudkan Kerajaan Allah dengan bersahabat dengan Allah, mengangkat martabat pribadi manusia dan melestarikan keutuhan ciptaan”.
2. Selama Kongres Ekaristi akan diselenggarakan berbagai aktivitas. Jumat, 27 Juni 2008: Misa Pembukaan bersama umat dan Prosesi Sakramen Mahakudus dari Gereja Ambarawa menuju Gua Maria Kerep. Sabtu, 28 Juni 2008: pertemuan/seminar para utusan paroki, komunitas, kelompok dan panggung kreasi/pentas. Minggu, 29 Juni 2008: Perayaan Puncak Ekaristi di Gua Maria Ambarawa, bersama umat.
Selama Kongres berlangsung di Ambarawa kami menganjurkan umat mengadakan adorasi Ekaristi dari tanggal 27-29 Juni 2008. Diusahakan sehari atau sesuai dengan situasi tempat/paroki. Selama itu pula hendaknya diadakan penerimaan sakramen tobat. Kevikepan diharapkan mengadakan sarasehan/seminar tentang Ekaristi. Waktunya mengambil salah satu hari dari tanggal 27-29 Juni 2008.
3. Setelah Kongres Ekaristi diharapkan Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan dilaksanakan terus, dan bahkan dikembangkan. Misalnya persahabatan dengan Allah diupayakan dengan semakin cinta pada Ekaristi dengan merayakannya (harian dan Minggu), mengangkat martabat pribadi manusia dengan menghargai anak dan remaja, melibatkan mereka untuk pengembangan umat, melestarikan keutuhan ciptaan dengan mengembangkan upaya-upaya menghadapi bahaya pemanasan global, misalnya mendukung gerakan mengubah sampah menjadi berkah (Tema APP 2008).

SIAPA YANG DIHARAPKAN TERLIBAT?

Kongres itu merupakan perisitiwa iman umat. Maka, diharapkan seluruh umat terlibat. Karena itu, sementara diselenggarakan Kongres terjadi di Kerep Ambarawa, umat setiap paroki di wilayah Keuskupan Agung Semarang juga mengadakan aktivitas serupa sesuai dengan keadaan paroki. Kongres di Ambarawa paling-paling akan melibatkan kurang lebih 800 orang. Peserta Kongres adalah wakil dari paroki 5 orang (2 dewasa dan 3 anak-remaja), dan beberapa wakil dari kelompok kategorial, seperti kelompok-kelompok doa, dll, serta Panitia sendiri, sesuai dengan kapasitas tempat dll.


BAGAIMANA SOSIALISASI KONGRES EKARISTI INI DILAKUKAN?

Ketika kami bicarakan rencana Kongres Ekaristi ini pada berbagai pihak kami menangkap ada anthusiasme yang sungguh mengagumkan, yang tidak kami duga sebelumnya.
Penerbit dan Percetakan Kanisius, misalnya, dengan cepat menangkap peristiwa iman sebagai suatu peluang untuk terlibat melalui bidang multimedianya dengan menerbitkan buku-buku, melengkapinya dengan VCD, dan sarana-sarana pendukung lainnya. Pada waktu Temu Pastoral selama bulan Januari 2008 bahan-bahan tersebut telah dapat kami sajikan pada para peserta Temu Pastoral, agar disampaikan kepada umat. Tayangan tentang Kongres Ekaristi dalam Penyenjuk Imani Katolik di Indosiar ini merupakan bagian dari upaya tersebut.
Fakultas Teologi Wedhabakti Universitas Sanata Dharma mendukung dengan mengadakan Kursus Teologi untuk umat, sepuluh kali dengan berbagai macam tema, mendalami Ekaristi dari berbagai dimensi.


KURSUS TEOLOGI untuk Umum
MENYAMBUT KONGRES EKARISTI KEUSKUPAN I
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG, 27 – 29 JUNI 2008
Oleh para Dosen Fakultas Teologi, USD
Didukung oleh Mission Identity Univ. Sanata Dharma
TEMA UMUM: EKARISTI – BERBAGI LIMA ROTI DAN DUA IKAN

  • Waktu: pada hari Kamis, jam 16.30 – 18.30, tanggal-tanggal lihat di jadwal, pokoknya antara Feb – Mei 2008, sebelum Kongres Ekaristi Keuskupan I KAS
  • Tempat: di Mrican USD (Universitas Sanata Dharma) Yogyakarta
  • Peserta: Para dosen dan karyawan USD dan PT lainnya, juga terbuka utk UMUM
  • Usulan paper-paper dibukukan dan dipersembahkan untuk KEK I KAS bulan Juni 2008. Kalau bisa paper-paper telah selesai ditulis pada akhir Januari 2008.

 

JADWAL KURSUS TEOLOGI

  • 21 Februari 2008: Tradisi Paskah Yahudi dan Perayaan Ekaristi, Oleh : Dr. A. Hari Kustono Pr
  • 28 Februari 2008: Ekaristi dan Kekudusan Allah (tinjauan teologi PL), oleh: Dr. V. Indra Sanjaya Pr
  • 6 Maret 2008: Ekaristi – Roti Hidup bagi Orang-orang Tertindas (perspektif teologi pembebasan), oleh Dr. J. Hartono Budi SJ
  • 13 Maret 2008: Ekaristi dalam Diskusi Ekumenis, oleh: Dr. M. Purwatma Pr
  • 3 April 2008: Ekaristi dalam Tinjauan Yuridis-Liturgis, oleh: Dr. R. Rubiyatmoko Pr
  • 10 April 2008: Yesus - Roti Hidup. Refleksi teologis Injil Yohanes, oleh: St. Eko Riyadi Lic.SS. Pr
  • 17 April 2008: Inkulturasi Ekaristi dan Devosi Ekaristi, oleh: Dr. E. Martasudjita Pr
  • 24 April 2008: Hidup yang ekaristis di tengah arus zaman modern (Spiritualitas Ekaristi), oleh: Dr. Prasetyantha MSF
  • 8 Mei 2008: Ekaristi dalam pengembangan hidup jemaat (perspektif pastoral), oleh: Dr. St. Gitowiratmo Pr
  • 15 Mei 2008: Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan. (Dimensi sosial Ekaristi), oleh Dr. J. Pujasumarta Pr


Beberapa kelompok umat teritorial maupun kategorial menanggapi Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan dengan berbagai tindakan konkrit. Misalnya suatu Kelompok Kursus Kitab Suci setelah mendengar narasi tentang Gerakan Berbagi, lalu mencari terobosan-terobosan yang mungkin dilakukan untuk berbagi pula dengan mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Suatu kelompok umat lalu berniat ingin membangun jembatan antara orang kaya dan Lazarus, orang miskin yang makan remah-remah dari meja orang kaya itu. Apa wujudnya saya belum tahu.
Seluruh umat diajak untuk berdoa secara khusus untuk Kongres Ekaristi, dengan mengadakan Novena pada hari Minggu, 9 kali sebelum Kongres diselenggarakan, dimulai pada tanggal 27 April 2008. Sebelum Kongres pula kami mengajurkan agar pada 24-25 Mei pada hari Tubuh dan Darah Kristus, paroki-paroki mengadakan Adorasi Ekaristi.
Kami berharap agar sungguh-sungguh terjadi suatu gerakan rohani umat untuk semakin cinta pada Ekaristi.


CAPAIAN SEPERTI APA YANG DIHARAPKAN SETELAH KONGRES EKARISTI SELESAI DILAKSANAKAN?

Setelah Kongres Ekaristi selesai dilaksanakan kami berharap umat Katolik semakin cinta Ekaristi, artinya semakin cinta Yesus yang sekarang ini pun hadir dalam hati manusia, dalam peristiwa-peristiwa dunia, tetap bekerja demi keselamatan umat manusia dan alam semesta.
Dengan demikian umat Katolik menjadi berkah bagi masyarakat, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Kesaksian hidup almarhumah Bunda Teresa dari Kolkota sangatlah mengesankan. Berkat pengalaman hidup dari Ekaristi, Bunda Teresa menjadi mampu untuk menemukan Yesus, dalam diri mereka yang disebutnya “the poorest among the poor”, yang termiskin dari yang miskin.


APA YANG HARUS DISIAPKAN OLEH UMAT MENYAMBUT ADANYA KONGRES EKARISTI INI?

Sebagai peristiwa iman umat Kongres Ekaristi ini kami harapkan menjadi “magic moment”, suatu peristiwa yang sungguh mengesan bagi umat, sehingga mampu membarui hidup beriman umat. Karena itu umat kami harapkan bersedia memahami maksud Kongres Ekaristi itu dengan Gerakan Berbagi-nya. Banyak sarana dapat dimanfaatkan untuk memahami maksud itu. Bila terjadi pemahaman yang mendalam diharapkan Ekaristi semakin dicintai, dan dengan demikian kesediaan berbagi menjadi terwujud dalam berbagai bentuknya. Agar terjadi pemahaman mendalam itu kami mengajak umat untuk berdoa bagi terselenggaranya Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 27-29 Juni 2008 nanti.

MATERI ATAU BAHAN-BAHAN APA YANG YANG BISA MENDUKUNG ATAU DIBUTUHKAN UMAT?


Penerbit Kanisius telah menerbitkan buku-buku:
1.Tentang Ekaristi, E. Martasudjita, Pr
2.Kongres Ekaristi, E. Martasudjita, Pr
3.Ekaristi, Berbagi 5 Roti dan 2 Ikan, J. Pujasumarta, Pr
Buku-buku tersebut dilengkapi dengan VCD.
Kecuali itu telah juga diterbitkan kartu doa, yang memuat doa resmi Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang.
Bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk oleh umat untuk mendukung Kongres Ekaristi Keuskupan nanti.


Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan, berawal dari Betsaida, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Gerakan ini diharapkan dapat menjadi milik kita bersama. Bukan hanya di Betsaida, ditemui banyak orang kelaparan, namun di banyak tempat di sekitar kita hingga sekarang. Sudahkah kita memiliki semangat untuk berbagi?

No comments: