Selasa, 17 Maret 2009, sore hari, cerah, watara jam 17.00 WIB para frater sudah berkumpul di Aula Seminari Tinggi Sint Paul Jogja. Di depan mereka, ada tiga meja, laptop, lcd viewer dan layar putih terjajar di depan. Tak ketinggalan jimbe, gitar, keyboard dan dua speaker aktif tertata di sebelah kiri. Dengan tatanan sederhana, kami sore ini hendak belajar bersama soal Nota Pastoral 2009. Kok baru sekarang ya? Kayaknya gak ada kata terlambat untuk belajar. Tahun 2009 kan baru beranjak di bulan ke tiga.
Ada beberapa orang yang diundang untuk membantu belajar bersama. Pertama, dia adalah seorang teolog, sudah tercatat sebagai anggota FABC, dosen, formator seminari, imam, pokoknya lengkap. Dia adalah Rm. M. Purwatma, Pr. Selain itu ada lagi seorang imam yang masih muda, gaulnya sama orang-orang muda, berkarya di Paroki pusat Kota (Kidul Loji, Jogja), anggota komkep (apaan tuh…?) or Komisi Kepemudaan Kevikepan Jogja. Ayo tebak, siapa??? ……. Ya betul. Rm. A. Banu Kurnianto, Pr.
Ah kalau cuma dua Romo yang ngomong soal Nopas, itu sih biasa. Tapi sore ini, ada yang beda, istimewa…… Rm. Banu tidak datang seorang diri. Dia mengajak sebuah komunitas orang-orang muda yang amat concern dengan iman orang muda. Komunitas ini dinamakan Wiridan Sarikraman. Wirid itu doa, Sarikrama itu nama katekis awam di daerah Sendangsono yang bersama Rm. Van Lith menjadi saksi Kristus, menebar iman di Yogyakarta ini. Maka, komunitas ini, kata mereka sendiri, ingin menghidupi doa-doa, harapan dan cara beriman Barnabas Sarikrama itu. Isi orang-orang di dalamnya tentu tak asing lagi: Ada Mas Goro Hendratmoko, Mas Nasar, Mbak Wiwit (apa pake ‘d’ ya?), dan lain-lain.
Acara ini dimulai dengan doa dan nyanyi. Yang Nyanyi saat itu juga beberapa frater sendiri. Mereka menamakan diri sebagai grup Cassava, alias "Telo". Grup Telo, eh Cassava ini menyanyikan sebuah jingle orang muda jangan bengong aja dan lagu milik Slank "". Lagu ini bikin gayeng suasana sore yang sederhana di alam Jakal 7 ini.
Lalu moderator dipanggil maju oleh MC. Moderatornya tentu juga sudah banyak dikenal, Fr. Nugroho TS, dhedengkot Teater Jaran Iman. Setelah berbasa basi sejenak, Rm. Purwatma maju dan membeberkan apa dan bagaimana Nota Pastoral itu. Nopas terdiri dari 5 bagian:
Orang Muda dan Dunianya
Panggilan dan Tanggung Jawab Gereja
Meneladan St. Paulus, Gelora Orang Muda untuk Menggugah Dunia
Melibatkan Orang Muda dalam Pengembangan Hidup Beriman
Sapaan Pastoral
Uh…kalo mau ditulis semuanya di sini rasanya gak cukup. Tapi yang jelas, Nopas ini, ingin melihat, memandang, menilai orang muda secara positif. Orang Muda Katolik itu gak cuman bisa jadi tukang parkir, tukang dekorasi, dan tukang-tukang yang lain. Orang Muda Katolik itu berpotensi besar untuk terlibat dalam pengembangan iman di Gereja, di Masyarakat; bagi Gereja dan bagi Negara!!! Pokoknya OMK itu berpotensi besar untuk menggugah dunia yang ditidurkan oleh globalisasi yang meng-individuasi-kan orang, kemajuan ekonomi yang memiskinkan semakin banyak orang, bahkan perkembangan agama-agama yang malah membuat banyak orang apatis pada agama itu sendiri. Tuh kan…..????
Lalu acara dilanjutkan sharing dari Rm. Banu. Dia mengatakan beberapa hal tentang kondisi orang muda katolik, khususnya di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Dan yang membuat kita harus membelalakkan mata adalah jumlahnya yang mencapai lebih dari 30.000. Busyet……. banyak banget ya!!! (Coba bayangin kalau semua kolekte seribu-seribu aja, udah brp jt??) Sesudah Rm. Banu ngomong, kini giliran dari teman-teman Sarikraman yang angkat bicara. Awalnya kita nyanyi bareng dulu. Lagunya keren, bagus dan sungguh mendalam….Keprihatinan mereka adalah bagaimana orang-orang muda hidup beriman dengan mendalam, benar, sopan, toleran, di zaman ini, di mana kita mulai terasing dari dunia, bahkan terasing dari agama itu sendiri…..Dan dari sharing, terlihat sungguh mendalam keprihatinan mereka tentang orang muda katolik zaman ini. Siapa mau bergabung………datang aja ke Kuwera, Jl. Affandi (Gejayan), Jogja…….
Wuih…..pokoknya acaranya seru. Bahkan, ketika tanda waktu sudah menunjukkan jam 19.00, kami tetap antusias melanjutkan belajar bersama ini. Begitu acara selesai, kami masih merasa belum puas dengan belajar sore ini. Nopas dan sharing teman-teman Sarikraman ini tertanam dalam benak kami dan terus menjadi pembicaraan, pergulatan kami di sini….. So, ada komunitas yang mau menyusul kami untuk belajar Nopas, atau menyusul Sarikraman untuk bergulat dengan cara beriman di zaman ini, atau …… (DS)