Thursday 19 March 2009

Komunitas Injil Papat

Sudah pernah melihat atau membaca buku baru berjudul "Injil Papat: Piwulang Sang Guru Sejati Ing Tembang Macapat"? Seperti judulnya, buku itu berisi keempat Injil yang ditulis dalam bentuk tembang-tembang Macapat. Tembang Macapat itu adalah salah satu bentuk lagu dalam tradisi bahasa Jawa. Tembang-tembang Macapat biasanya dipakai dalam berbagai ungkapan kebudayaan Jawa (wayang, ketoprak, hajatan, upacara-upacara adat dan sebagainya). Tembang Macapat biasanya berisi petuah, nasehat-nasehat, ajaran tentang kebenaran, hidup baik dari para pendahulu. Namun, dalam Injil Papat, isi tembang-tembang Macapat itu ajaran kebenaran dari Sang Guru Sejati, Yesus Kristus sendiri. Injil Papat ini mencoba menerjemahkan keempat Injil ke dalam tembang-tembang Macapat. Artinya, mencoba menerjemahkan ajaran-ajaran Tuhan Yesus ke dalam alam kebudayaan orang Jawa sendiri. Ibaratnya, orang Jawa yang Katolik akan menghirup nafas kebenaran kristiani dalam udara mereka sendiri; menangkap ajaran Sang Guru dengan bahasa dan alam pemikiran orang Jawa sendiri; Injil menjadi lahir dalam hidup keseharian orang Jawa sendiri.
Untuk itu, beberapa orang Frater bersama beberapa Rama di Seminari Tinggi mencoba menggali nafas iman yang ditiupkan dalam udara orang Jawa, khususnya dalam Macapat. Meski tidak banyak yang menjadi anggota komunitas ini, namun, nampak sungguh antusiasme mereka. Dengan ditemani oleh Rm. Mulyatno dan Rm. St. Darmawijaya, komunitas ini mencoba untuk menyanyikan tembang-tembang Macapat itu. Memang, sebagai anak-anak yang dilahirkan dalam alam generasi MTV, para frater sudah kesulitan untuk menembangkan Macapat itu. Maka, komunitas ini dimulai dengan mencoba belajar untuk nembang Macapat itu sendiri. Sembari nembang secara bergantian, anggota komunitas ini mencoba untuk ber-lectio divina, atas apa yang sedang ditembangkan.
Nah, harapannya ke depan, komunitas ini semakin bisa mengerti dan mendalami spirit dari Injil Papat itu sendiri. Selain itu, komunitas ini juga berharap dapat semakin bekerja sama dengan berbagai komunitas Macapat di Yogya dan Jateng, menggali spirit dari apa yang ditembangkan itu. Ada yang mau bergabung? (DS)

Rame-rame Pakai FB!!

Kalau kita berjalan-jalan di dunia maya, seperti sekarang ini akan ada banyak tawaran dan pilihan. Maka, teknologi ini selalu bermuka dua, atau bernilai ganda, bisa positif bisa negatif. Kalau begitu, kita pilih yang positif-positif aja. Dan itulah yang dilakukan frater-frater dan para Rama di Seminari Tinggi St. Paulus. Meski kita ada di dalam Seminari, bukan berarti kita tidak meng-update apa yang terjadi di dunia sekarang ini. Facebook adalah pilihan yang kiranya saat ini sedang ngetrend di masyarakat Indonesia. The Jakarta Post pun baru-baru saja menulis betapa situs jejaring sosial di dunia maya ini memberi alternatif komunikasi yang efektif cepat dan sangat luas.
Frater-frater dan para Rama di Seminari St. Paulus inipun ikut serta dalam jejaring sosial dunia maya ini. Facebook menjadi pilihan yang secara tak sengaja langsung diikuti oleh banyak orang, termasuk para religious, calon imam, imam, bahkan uskup. Kalau tidak percaya, searching saja pakai nama-nama berikut ini Dominic Sukristiono, Yudho Widianto, Christy Mahendra, atau V Indra Sanjaya, bahkan Matheus Purwatma. Mereka adalah anggota komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta yang aktif menjalin jejaring sosial dengan teman-teman, saudara-saudara yang ada di tempat lain di dunia ini. Gak cukup sampai di situ.
Isinya gak cuman sekedar tempat nampang/narsis, say hello, atau saling menyapa saja. Namun, melalui situs jejaring sosial itu mereka saling berbagi pengalaman hidup, saling meneguhkan, satu sama lain sebagai saudara. Hal-hal yang dibahas gak cuman sekedar basa-basi, tapi sharing pengalaman iman satu dengan yang lain. Kata salah satu frater penggunanya kiranya ini menjadi fasilitas untuk mengatasi salah satu sifat teknologi internet yang individualis. Nge-net juga bisa tetap menjaring hubungan sosial dengan teman-teman, sahabat, saudara-saudara.
Tuh, kan… meski di dalam Seminari, tetap gak ketinggalan zaman kan? Nah, kalau kamu memang seorang surfing-er dan pengin punya kenalan, koneksi dengan kami silakan aja coba nge-add sebagai teman bagi kami. Kalau mau berbagi pengalaman hidup, berdiskusi, silakan aja bergabung…. (DS)

"Orang Muda Nggugah Dunia"

Selasa, 17 Maret 2009, sore hari, cerah, watara jam 17.00 WIB para frater sudah berkumpul di Aula Seminari Tinggi Sint Paul Jogja. Di depan mereka, ada tiga meja, laptop, lcd viewer dan layar putih terjajar di depan. Tak ketinggalan jimbe, gitar, keyboard dan dua speaker aktif tertata di sebelah kiri. Dengan tatanan sederhana, kami sore ini hendak belajar bersama soal Nota Pastoral 2009. Kok baru sekarang ya? Kayaknya gak ada kata terlambat untuk belajar. Tahun 2009 kan baru beranjak di bulan ke tiga.
Ada beberapa orang yang diundang untuk membantu belajar bersama. Pertama, dia adalah seorang teolog, sudah tercatat sebagai anggota FABC, dosen, formator seminari, imam, pokoknya lengkap. Dia adalah Rm. M. Purwatma, Pr. Selain itu ada lagi seorang imam yang masih muda, gaulnya sama orang-orang muda, berkarya di Paroki pusat Kota (Kidul Loji, Jogja), anggota komkep (apaan tuh…?) or Komisi Kepemudaan Kevikepan Jogja. Ayo tebak, siapa??? ……. Ya betul. Rm. A. Banu Kurnianto, Pr.
Ah kalau cuma dua Romo yang ngomong soal Nopas, itu sih biasa. Tapi sore ini, ada yang beda, istimewa…… Rm. Banu tidak datang seorang diri. Dia mengajak sebuah komunitas orang-orang muda yang amat concern dengan iman orang muda. Komunitas ini dinamakan Wiridan Sarikraman. Wirid itu doa, Sarikrama itu nama katekis awam di daerah Sendangsono yang bersama Rm. Van Lith menjadi saksi Kristus, menebar iman di Yogyakarta ini. Maka, komunitas ini, kata mereka sendiri, ingin menghidupi doa-doa, harapan dan cara beriman Barnabas Sarikrama itu. Isi orang-orang di dalamnya tentu tak asing lagi: Ada Mas Goro Hendratmoko, Mas Nasar, Mbak Wiwit (apa pake ‘d’ ya?), dan lain-lain.
Acara ini dimulai dengan doa dan nyanyi. Yang Nyanyi saat itu juga beberapa frater sendiri. Mereka menamakan diri sebagai grup Cassava, alias "Telo". Grup Telo, eh Cassava ini menyanyikan sebuah jingle orang muda jangan bengong aja dan lagu milik Slank "". Lagu ini bikin gayeng suasana sore yang sederhana di alam Jakal 7 ini.
Lalu moderator dipanggil maju oleh MC. Moderatornya tentu juga sudah banyak dikenal, Fr. Nugroho TS, dhedengkot Teater Jaran Iman. Setelah berbasa basi sejenak, Rm. Purwatma maju dan membeberkan apa dan bagaimana Nota Pastoral itu. Nopas terdiri dari 5 bagian:
Orang Muda dan Dunianya
Panggilan dan Tanggung Jawab Gereja
Meneladan St. Paulus, Gelora Orang Muda untuk Menggugah Dunia
Melibatkan Orang Muda dalam Pengembangan Hidup Beriman
Sapaan Pastoral
Uh…kalo mau ditulis semuanya di sini rasanya gak cukup. Tapi yang jelas, Nopas ini, ingin melihat, memandang, menilai orang muda secara positif. Orang Muda Katolik itu gak cuman bisa jadi tukang parkir, tukang dekorasi, dan tukang-tukang yang lain. Orang Muda Katolik itu berpotensi besar untuk terlibat dalam pengembangan iman di Gereja, di Masyarakat; bagi Gereja dan bagi Negara!!! Pokoknya OMK itu berpotensi besar untuk menggugah dunia yang ditidurkan oleh globalisasi yang meng-individuasi-kan orang, kemajuan ekonomi yang memiskinkan semakin banyak orang, bahkan perkembangan agama-agama yang malah membuat banyak orang apatis pada agama itu sendiri. Tuh kan…..????
Lalu acara dilanjutkan sharing dari Rm. Banu. Dia mengatakan beberapa hal tentang kondisi orang muda katolik, khususnya di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Dan yang membuat kita harus membelalakkan mata adalah jumlahnya yang mencapai lebih dari 30.000. Busyet……. banyak banget ya!!! (Coba bayangin kalau semua kolekte seribu-seribu aja, udah brp jt??) Sesudah Rm. Banu ngomong, kini giliran dari teman-teman Sarikraman yang angkat bicara. Awalnya kita nyanyi bareng dulu. Lagunya keren, bagus dan sungguh mendalam….Keprihatinan mereka adalah bagaimana orang-orang muda hidup beriman dengan mendalam, benar, sopan, toleran, di zaman ini, di mana kita mulai terasing dari dunia, bahkan terasing dari agama itu sendiri…..Dan dari sharing, terlihat sungguh mendalam keprihatinan mereka tentang orang muda katolik zaman ini. Siapa mau bergabung………datang aja ke Kuwera, Jl. Affandi (Gejayan), Jogja…….
Wuih…..pokoknya acaranya seru. Bahkan, ketika tanda waktu sudah menunjukkan jam 19.00, kami tetap antusias melanjutkan belajar bersama ini. Begitu acara selesai, kami masih merasa belum puas dengan belajar sore ini. Nopas dan sharing teman-teman Sarikraman ini tertanam dalam benak kami dan terus menjadi pembicaraan, pergulatan kami di sini….. So, ada komunitas yang mau menyusul kami untuk belajar Nopas, atau menyusul Sarikraman untuk bergulat dengan cara beriman di zaman ini, atau …… (DS)

Semintikenthung FC Raih Point Pertama Musim Ini

Seminari Tinggi Kenthungan Football Club, atawa yang sering dikenal dengan nama Semintikenthung FC sore ini berhasil menahan imbang Anging Mamiri FC (AMFC) sore ini, Selasa, 3 Maret 2009. Hasil pertandingan 2-2 ini menjadi sebuah kebanggaan bagi Semintingkenthu FC. Setelah pada musim ini (maksudnya tahun ajaran) gagal meraih point dalam pertandingan-pertandingan sepakbola antara komunitas frater di seputaran Jogja, hasil ini menjadi point pertama dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Meski hanya meraih satu point, namun bagi sebuah tim yang tidak pernah berlatih di lapangan selebar dan sebesar itu, point itu sudah merupakan keunggulan tersendiri.
Pertandingan sore itu dipimpin oleh wasit Cornell dari Makasar. Sejak awal babak pertama, Semintikenthung FC sudah melancarkan serangan-serangan yang cukup mematikan. Di bawah asuhan kapten kesebelasan, Wondo, Semintingkenthu FC berhasil beberapa kali menusuk pertahanan lawannya. Sementara itu, kesebelasan AMFC juga melakukan yang tak jauh berbeda. Untunglah, pertahanan Semintikenthung FC, yang dikawal Ulun, Budi "Vampir", Cece, dan Lismi berhasil membendung serangan mereka. Menit ke 20 babak pertama menjadi kegembiraan pertama dari Semintikenthung FC. Singgih, sang pengatur serangan, memasukkan bola ke gawang lawan dengan tendangan melambung. Sontak, pendukung Semintikenthung riuh rendah, melonjak kegirangan. Namun ketika kami redaksi menemui sang pencetak gol, ia mengatakan "Ah, sebenarnya saya tidak bermaksud memasukkan bola. Maksud saya mengumpan untuk di-heading oleh seseorang di posisi CF (red-center front). Tapi ya, apa mau dikata, gol tetaplah gol." Ya benar, gol tetaplah gol. Kedudukan 1-0 ini bertahan sampai akhir babak pertama.
Pada babak kedua, Semintikenthung FC memasukkan pemain-pemain baru. Begitu juga dengan AMFC. Pertandingan berlangsung alot pada awal babak kedua. Kedua tim sama-sama mempunyai pertahanan yang rapat untuk membendung serangan lawan. Namun, pada menit ke 15 babak kedua ini, penjaga gawang muda Semintikenthung FC, Agung, harus diganti penjaga gawang kawakan, Vondowrovsky (alias Fr. Pak Wondo) karena cedera bagian perut. Baru menjaga selam sepuluh menit, Vondowrosky sudah kemasukan gol akibat miskomunikasi dengan pertahanan Semintikenthu FC. Sesudah itu, pada menit ke 30 babak kedua, Vondowrosky kemasukan gol lagi akibat tandukan seorang penyerang AMFC. Menit-menit akhir babak kedua sudah didominasi pemain-pemain yang kelelahan. Namun, sebuah gol yang mengejutkan terjadi. Ulun, yang berposisi di belakang maju dan menjebol pertahanan AMFC. Tendangan yang sebenarnya sangat lemah tidak dapat diantisipasi oleh penjaga gawang AMFC. Kali ini, supporter Semintikenthu FC sontak kaget dan hanya tersenyum tersipu-sipu. Tapi, sekali lagi, gol tetaplah gol. Pertandingan berakhir dengan skor 2-2. Dengan demikian, hasil ini menjadi salah satu prestasi Semintikenthu FC yang meraih point pertama musim ini.
Lebih dari itu, yang paling penting bagi Semintikenthung FC ternyata bukan hasil pertandingannya (meski itu pokok). Persaudaraan, persahabatan dan kesehatan bersama itulah yang menjadi dambaan setiap pemain Semintikenthung FC maupun para supporternya. Pada pertandingan selanjutnya, MInggu, 22 Maret 2009, Semintikenthung FC akan berhadapan dengan Seminari Mertoyudan FC. Mungkinkah Semintingkenthu FC mengukir sejarah? Kita tunggu kabar berikutnya! (DS)